Kepala BSIP Harapkan Kerja Sama BSIP-Korsel Terus Berlanjut dan Diperluas
Selasa (09/07) bertempat di Kantor Pusat BSIP, Kepala BSIP Prof. Dr. Ir. Fadjry Djufry, M.Si. menerima kunjungan perwakilan konselor Korea Selatan di Indonesia bersama Kepala Perwakilan IRRI Korea Selatan (Dr. II-Young Choi), RCM Project Leader (Dr. Sheetal Sharma), dan Kepala Perwakilan IRRI Indonesia (Prof. Dr. Hasil Sembiring). Kunjungan tersebut dilaksanakan dalam rangka monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan kerja sama RCM Indonesia. Turut hadir dalam pertemuan yaitu Kepala PSI Tanaman Pangan, Kepala PSI Hortikultura, Kepala PSI Perkebunan, Kepala BBPSI Padi, Kepala BBPSI Penerapan, perwakilan PT. Viamo Indonesia, dan tim pelaksana kegiatan.
Kepala BSIP menyampaikan apresiasi atas kinerja tim pelaksana kegiatan dan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Korea Selatan atas dukungan pendanaan yang diberikan serta kepada IRRI yang telah berperan besar sebagai motor penggerak riset dan pengembangan Rice Crop Manager (RCM). RCM adalah suatu sistem penghasil rekomendasi tata kelola hara yang dikembangkan melalui rangkaian panjang penelitian dan pengembangan aplikasi. Di Indonesia, sistem ini populer sebagai Layanan Konsultasi Padi (LKP).
Dalam monev selain dipaparkan hasil-hasil yang telah dicapai RCM Indonesia, Dr. Nuning Argo Subekti selaku koordinator harian pelaksana kegiatan dari PSI Tanaman Pangan juga berkesempatan memperkenalkan BSIP kepada perwakilan konselor Korea Selatan. Lebih lanjut Nuning melaporkan bahwa pada tahun kedua kegiatan RCM Indonesia ini, hampir semua sub-kegiatan yang dilaksanakan oleh semua implementing agent (PSI Tanaman Pangan, BBPSI Padi, dan BPSIP di 8 Provinsi) telah mencapai >90%. Tak hanya itu, dalam perjalanan kerja sama ini juga telah dilaksanakan beberapa kegiatan penting seperti Launching LKP v2.0 dan webinar internasional Information and Communication Technology for Agriculture (ICT4Ag).
Dalam kesempatan ini RCM Project Leader dari IRRI memaparkan progress report kerja sama dan menyatakan bahwa LKP secara nyata dapat meningkatkan hasil padi antar 0,4 – 0,5 t/ha dari produktivitas padi saat ini. Perwakilan PT. Viamo Indonesia juga turut memaparakan progress report dimana dalam hal diseminasi LKP telah diluncurkan Interactive Voice Response (IVR) Infoline dan chatbot. Dari 10 pesan utama yang terdapat dalam IVR Infoline, lima pesan utama yang paling banyak diakses oleh petani adalah pemilihan varietas padi (36%), waktu pemberian pupuk (19%), cara tanam (18%), dosis pupuk (14%), dan jenis pupuk (11%).
Perwakilan konselor Korea Selatan, Deputy Director for Economic Affairs – Ministry of Economic and Finance of South Korea (Ms. Jinyoung Lee) dan IRRI South Korea Scientist (Ms. Chung Dodam) dalam kesempatan ini menyampaikan bahwa tidak hanya dengan RCM Indonesia, namun Pemerintah Korea Selatan juga telah menjalin kerja sama dengan Indonesia untuk bidang pertanian yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan petani yang dikemas dalam bentuk program bantuan yang bernama “Developing rural villages to increase farmers income and the yield”. Pihak Korea Selatan menyambut baik itikad BSIP untuk terus melanjutkan kerja sama, tidak hanya pada sub sektor Tanaman Pangan, namun juga sub-sub sektor lain serta isu-isu global terkini. Sejumlah usulan topik kolaborasi dan networking dikemukanan Kepala BSIP seperti aspek-aspek yang terkait dengan mandat yang diampu BSIP saat ini, diantaranya adopsi dan harmonisasi standar, peningkatan kapasitas terkait penerapan standar, pertanian presisi dan cerdas-iklim, nilai tambah sumber daya genetik lokal, dan market intelligence.
Menutup pertemuan, Kepala PSI Tanaman Pangan menyampaikan harapan RCM Indonesia dapat berlanjut dan memfokuskan kegiatan pada lokasi/daerah marjinal dimana produktivitas padinya masih rendah dan ruang untuk perbaikannya masih cukup besar.