Kepala PSI Tanaman Pangan Lakukan Monev Kegiatan Pompanisasi di Kabupaten Manggarai Barat
Saat ini, percepatan realisasi Perluasan Areal Tanaman Padi (PAT) secara nasional tengah dilaksanakan secara masif di lahan petani. Baik di lahan rawa, sawah tadah hujan maupun lahan kering gogo. Sebagai salah satu provinsi yang memiliki potensi PAT lahan sawah tadah hujan seluas 63.746 ha dan lahan kering gogo 11.562 ha, Nusa Tenggara Timur (NTT) terus berupaya memberikan kontribusi PAT dengan memaksimalkan pemanfaatan bantuan alsintan (TR2, pompa, irigasi perpompaan serta irigasi perpipaan). Seiring dengan masuknya musim kemarau serta sumber air yang makin berkurang, petani di NTT merasakan manfaat dengan kehadiran bantuan pompa, irigasi perpompaan dan irigasi perpipaan di tengah kondisi ketersediaan air yang makin sulit.
Terkait hal tersebut, Kepala PSI Tanaman Pangan, Dr. Ir. Priatna Sasmita, MSi yang juga sebagai Penanggung Jawab Satgas Antisipasi Darurat Pangan NTT bersama tim melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi progres kegiatan Pertambahan Areal Tanam (PAT) sawah tadah hujan melalui pompanisasi di Kabupaten Manggarai Barat pada 25 Agustus 2024. Ia menegaskan bahwa pompanisasi merupakan program besar Kementerian Pertanian yang menargetkan penambahan 2 juta hektar lahan sawah tadah hujan di luar sawah irigasi. Untuk itu, perlu dilakukan monitoring agar pompanisasi dapat dimanfaatkan secara optimal sesuai kondisi saat ini. Sehingga, diharapkan melalui program pompanisasi selain dapat menyelamatkan tanaman padi dari ancaman kekeringan, petani diharapkan mampu meningkatkan produktivitas tanam dari satu kali menjadi dua hingga tiga kali tanam dalam setahun. Atau, menambah luas areal tanam baru.
Kegiatan monitoring dilakukan di Desa Golo Bilas, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat terhadap dua kelompok tani yang menerima bantuan irigasi perpompaan yaitu Kelompok Tani Walang Indah dan Kelompok Tani Walang 1. Ketua Kelompok Tani Walang Indah Hamzah menyatakan, dengan bantuan pompanisasi, petani dapat tanam pada musim kedua yang biasanya tidak dapat dilakukan penanaman pada musim sebelumnya. Hal senada juga dikemukakan oleh Ketua Keltan Walang 1 Syafarudin, menurutnya dengan adanya bantuan pompa dari Kementerian Pertanian, petani sangat terbantu karena dapat melakukan penyelamatan tanaman padi yang telah ditanam sebelumnya yang terdampak kekeringan. Total PAT padi dari kedua kelompok tani ini seluas 30 ha yang dapat ditanam berkat bantuan pompanisasi kementan pada musim kemarau ini.
Sementara itu, menurut Kepala Bidang PSP Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai Barat Inosensius S.Pt., potensi sawah tadah hujan Desa Golo Bilas adalah seluas 300 ha, dengan indeks pertanaman satu kali per tahun. Di desa ini, terdapat dua kelompok tani yang menerima bantuan irigasi perpompaan dan tiga kelompok tani yang memperoleh bantuan mesin pompa air yang diharapkan dapat membantu percepatan peningkatan PAT di Kabupaten Manggarai Barat.
Kabupaten Manggarai Barat sendiri merupakan salah satu lumbung padi di NTT dengan luas baku sawah mencapai 18.267 ha dan saat ini mengalami kondisi kekeringan akibat dampak dari El Nino. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian memberikan bantuan pompanisasi untuk kabupaten ini berupa mesin pompa sebanyak 119 unit, irigasi perpompaan sebanyak 24 unit, dan irigasi perpipaan sebanyak 18 unit.