
Songsong Era Baru BrMP, PSI Tanaman Pangan Gelar Rakor Capaian Kinerja 2024 dan Rencana Kerja 2025
Dalam rangka evaluasi capaian kinerja TA 2024 sekaligus konsolidasi strategi pencapaian kinerja tahun 2025, PSI Tanaman Pangan menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Capaian Kinerja 2024 dan Rencana Kerja 2025 yang dilaksanakan secara hybrid (22/1). Rakor dipimpin langsung oleh Kepala Pusat Standardisasi Instrumen Tanaman Pangan, Dr. Ir. Ladiyani Retno Widowati, M.Sc serta diikuti oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) serta pegawai lingkup PSI Tanaman Pangan. Kegiatan diawali sambutan Kepala PSI Tanaman Pangan, yang menyampaikan pentingnya evaluasi kinerja dan perencanaan yang matang untuk mendukung transformasi besar organisasi. "Ke depan, Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BrMP) akan memiliki tugas dan fungsi yang jauh lebih besar dan strategis dibandingkan saat masih menjadi Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) sehingga capaian kinerja kedepan perlu ditingkatkan," ujar Dr. Ladiyani dalam sambutannya.
Rakor dilanjutkan dengan pemaparan oleh 4 Kepala UPT Lingkup PSI Tanaman Pangan serta dilanjutkan paparan dari Kepala Bagian Tata Usaha, Ketua Kelompok Pengelolaan Hasil Standar Instrumen Tanaman Pangan dan Ketua Kelompok Program dan Evaluasi PSI Tanaman Pangan. Pelaksanaan evaluasi kinerja TA 2024 sendiri mengacu kepada Perjanjian Kinerja (PK) masing-masing unit kerja. Secara keseluruhan terdapat empat indikator kinerja yang menjadi target masing-masing UK/UPT di tahun 2024 yaitu jumlah produk instrumen pertanian terstandar yang dihasilkan, jumlah rancangan standar instrumen pertanian yang dihasilkan, nilai pembangunan zona integritas menuju WBK/WBBM, serta nilai kinerja Anggaran (IKPA). Berdasarkan hasil capaian diketahui bahwa secara umum seluruh UK/UPT lingkup PSI Tanaman Pangan dapat mencapai target yang ditetapkan oleh BSIP bahkan dapat melampaui target tersebut. Namun, terdapat beberapa target yang tidak tercapai akibat adanya pagu anggaran yang diblokir sehingga kegiatan untuk memenuhi target tersebut tidak dapat dilaksanakan.
Capaian prestasi lain yang diraih oleh UK/UPT di lingkup PSI Tanaman Pangan selama TA 2024 juga patut dibanggakan. Selain berhasil mencapai target PK, sejumlah prestasi penting lainnya yang telah diraih di antaranya adalah hasil survei kepuasan masyarakat yang menunjukkan nilai sangat memuaskan untuk seluruh UK/UPT, serta capaian predikat informatif dalam Keterbukaan Informasi Publik (KIP) bagi PSI Tanaman Pangan dan BPSI Tanaman Aneka Kacang (Taka). Selain itu, terdapat peningkatan predikat satu jenjang lebih tinggi untuk UPT lainnya dalam aspek keterbukaan informasi publik. Prestasi lain yang membanggakan termasuk terakreditasinya laboratorium BBPSI Padi, BPSI Taka, dan BPSI Tanaman Serealia (Taser), serta keberhasilan BPSI Taser dalam memperoleh sertifikasi Kesesuaian Produk UPBS. BPSI Taka juga mencatatkan realisasi nilai kinerja anggaran tertinggi di lingkup BSIP dan mendapatkan penghargaan sebagai satuan kerja terbaik dalam penggunaan kartu kredit. Tak hanya itu, PSI Tanaman Pangan secara keseluruhan meraih nilai Zona Integritas tertinggi dan mendapatkan penghargaan tata kelola SPK level 3 dari Badan Standardisasi Nasional (BSN).
Namun demikian, dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, UK/UPT tidak sepenuhnya bebas dari kendala. Beberapa permasalahan yang dihadapi meliputi anggaran yang diblokir, kekurangan sumber daya manusia (SDM), sarana dan prasarana yang sudah tidak optimal atau rusak, serta kondisi cekaman kekeringan yang memengaruhi produksi benih. Menanggapi hal ini, Dr. Ladiyani dalam arahannya mengapresiasi capaian-capaian yang diraih selama tahun 2024, namun juga mengingatkan pentingnya memperbaiki kekurangan yang ada agar kinerja di masa depan dapat terus ditingkatkan.
Pada sesi pembahasan rencana kerja 2025, diskusi difokuskan pada strategi pelaksanaan program sesuai dengan rencana strategis BrMP. Transformasi BrMP yang sedang berlangsung menjadi salah satu tantangan utama, mengingat perubahan tugas dan fungsi dapat berdampak pada perlambatan pelaksanaan kegiatan serta redesain Indikator Kinerja Utama (IKU). Hal ini menyebabkan pagu anggaran, terutama anggaran teknis tidak dapat dibelanjakan di awal tahun. Dr. Ladiyani menutup Rakor dengan menekankan perlunya sinergi yang kuat antara unit kerja dan seluruh pegawai di UK/UPT serta menyusun strategi dalam menyongsong tugas dan fungsi baru BrMP guna terlaksananya program secara efektif dan efisien serta memberikan dampak nyata pada sektor pertanian nasional.