Tenaga Ahli Menteri dan Tim Satgas PSITP Awali Rangkaian Kunker dengan Rakor PAT di Manggarai Barat
Tenaga Ahli Menteri (TAM) Bidang Tata Kelola dan Pengembangan Lahan Pertanian Dr. Sukriansyah S. Latief, SH., MH. dan Tim Satgas Pusat Standardisasi Instrumen Tanaman Pangan (PSI Tanaman Pangan) mengawali rangkaian kunjungan kerja di daratan Flores dengan menggelar rapat koordinasi (Rakor) Pertambahan Areal Tanaman (PAT) melalui pompanisasi bersama dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura setempat di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (26/8). Rapat ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait, mulai dari pegawai dinas setempat, para kepala bidang Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai Barat, perwakilan TNI hingga seluruh koordinator BPP Kecamatan Manggarai Barat.
Pada kesempatan tersebut, Dr. Sukriansyah menyampaikan arahan untuk semua jajaran. Ia berharap semuanya terus semangat dalam menjamin penyediaan pangan nasional. Berbagai kendala yang dihadapi harus dipikirkan bersama untuk dicari solusi sesuai dengan kondisi iklim dan geografis setempat. Lebih jauh, ia mengatakan, Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen penuh untuk terus membantu petani dalam meningkatkan kesejahteraannya termasuk menyediakan pangan yang cukup bagi seluruh rakyat Indonesia.
Di tempat yang sama, Kepala PSI Tanaman Pangan Dr. Ir. Priatna Sasmita, MSi mengemukakan, Kabupaten Manggarai Barat merupakan salah satu lumbung beras di NTT yang memiliki peran sentral dalam menjamin kecukupan pangan Provinsi NTT. Beberapa kecamatan seperti Kecamatan Komodo dan Kecamatan Boleng merupakan wilayah yang memiliki potensi sawah tadah hujan yang besar. Sehingga, diharapkan dapat ditingkatkan PAT-nya melalui pompanisasi dan kegiatan strategis Kementan lainnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai Barat menyampaikan, berbagai upaya Kementan dalam mengakselerasi program perluasan areal tanam melalui pompanisasi dan bantuan sarana dan prasarana pertanian sangat membantu petani dalam upaya untuk peningkatan produksi padi di Kabupaten Manggarai Barat. Selain itu, juga dilaporkan olehnya bahwa saat ini kondisi sumber air permukaan semakin sedikit sehingga perlu dicari upaya alternatif seperti sumber air dalam (sumur bor) di lokasi-lokasi yang memungkinkan.
Pertemuan diakhiri dengan penyerahan secara simbolis 14 unit bantuan pompa kepada kelompok tani yang hadir pada kegiatan tersebut. Kemudian, acara dilanjutkan dengan kunjungan lapang pada lokasi kegiatan irigasi perpompaan yang diterima oleh Kelompok Tani Lengkong Sita 1, Desa Mbuit, Kecamatan Boleng yang telah operasional dan mampu mengairi lahan PAT seluas 15 ha.