Tim RCM Indonesia BSIP dan IRRI Lakukan Monev Kerja Sama LKP di Jawa Tengah
Rice Crop Manager (RCM) yang dikenal secara lokal sebagai Layanan Konsultasi Padi (LKP), dikembangkan dan diperkenalkan untuk mengatasi tantangan utama produksi dan produktivitas padi di Indonesia melalui rekomendasi spesifik lokasi yang mengarah pada peningkatan hasil dan pendapatan petani. Sejak dirilis pada 2015 LKP terus disempurnakan dan diperbaharui untuk dapat memberikan dampak lebih signifikan bagi petani dan lingkungan. Oleh karenanya, dalam hal penyempurnaan LKP diperlukan proses monitoring dan evaluasi (monev) dari para pihak terkait.
Menyikapi hal tersebut, Tim RCM Indonesia BSIP dan IRRI melakukan visitasi bersama dalam rangka monev kerja sama RCM Indonesia melalui kegiatan field visit ke beberapa titik lokasi pengujian NOPT dan demplot LKP di lahan sawah tadah hujan, Jawa Tengah pada Kamis (22/02). Tim IRRI yang terdiri dari Iris Bugayong (IRRI HQ), Jo Anne Holly Torres (IRRI HQ), Preeti Bharti (IRRI India), dan Tri Selasa Pagianti (IRRI Indonesia) berkesempatan mengunjungi lokasi tersebut dan diterima oleh Kepala BSIP Jawa Tengah Dr. Arif Surachman bersama tim serta perwakilan BSIP Tanaman Pangan, Ketua Tim Kerja Sinergi Pemanfaatan Standardisasi Instrumen Tanaman Pangan Nia R. Patriyawaty.
Diawali kunjungan ke Kantor BPP Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang Tim RCM Indonesia bertemu dengan Koordinator Penyuluh Rudy beserta staf. Menurutnya, LKP selain mudah untuk dioperasikan juga dapat memberikan rekomendasi pemupukan yang tepat. Terlebih, kebiasaan petani di Kecamatan Pringapus selalu mendatangi kantor BPP untuk meminta arahan terkait pemupukan sebelum masa tanam. Rudy berharap dengan menerapkan standar pemupukan melalui aplikasi LKP dapat meningkatkan produksi padi yang ditanam. Meski demikian, Rudy menyatakan, mengoperasikan LKP perlu memperhatikan kondisi jaringan internet di lapang.
Sementara itu, Pujiono dan Ngabri, petani kooperator berpengalaman asal Kelompok Tani Karya Tani I Desa Candirejo dan Kelompok Tani Dewi Sri Desa Wonoyoso menyatakan bahwa, dosis pupuk rekomendasi LKP lebih rendah dibanding dengan yang biasa mereka aplikasikan sehingga dapat mengurangi biaya produksi. Walaupun demplot LKP belum memasuki masa panen, petani berharap hasil produksi padi yang diberi pupuk standar rekomendasi LKP dapat memberikan hasil yang lebih baik.